DAMPAK PERSEMBAHAN SUKARELA BAGI JEMAAT MISKIN DI GPIBK JEMAAT KALVARI SABANG

  • Seprialince Langido Sekolah Tinggi Teologi Star's Lub
  • Ermin Alperiana Mosooli Sekolah Tinggi Teologi Star's Lub
  • Leo Mardany Ruindungan Sekolah Tinggi Teologi Star's Lub
Kata Kunci: persembahan persepuluhan, persembahan sukarela, jemaat miskin, GPIBK

Abstrak

Di masa kini ada sebagian gereja yang tidak menetapkan pemberian persembahan persepuluhan, melainkan persembahan sukarela. Penelitian ini bermaksud melakukan kajian terhadap gereja yang menetapkan persembahan sukarela untuk mengetahui: 1) apakah persembahan yang diberikan lebih rendah atau lebih tinggi dari sepersepuluh pendapatan; 2) apakah persentasi tersebut sama bagi semua lapisan dalam jemaat? Subyek penelitian adalah Gereja Protestan Indonesia di Banggai Kepulauan (GPIBK) sebagai salah satu gereja yang tidak menerapkan persembahan persepuluhan. Fokus penelitian adalah salah satu jemaat terbesar di GPIBK yaitu Jemaat Kalvari Sabang yang berlokasi di kelurahan Sabang, kecamatan Bulagi Utara, kabupaten Banggai Kepulauan, propinsi Sulawesi Tengah. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan studi komparatif. Perbandingan persembahan dibuat berdasarkan kelas sosial yaitu kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Variabel kontrol adalah total pendapatan perbulan, total persembahan ke gereja per bulan, dan persentasi total persembahan ke gereja per bulan terhadap total pendapatan perbulan. Unit analisisnya adalah keluarga. Total keluarga yang dilibatkan berjumlah 28 keluarga. Hasil penelitian adalah: pertama, jemaat Kalvari Sabang memberi persembahan melebihi sepersepuluh dari pendapatan mereka setiap bulan.  Kelas atas rata-rata 12,52%, kelas menengah 21,79%, dan bawah 30,17%. Kedua, persentasi persembahan kelas bawah lebih tinggi dari kelas menengah dan kelas atas. Makin rendah kelas sosial, makin tinggi persentasi pemberian ke gereja.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Christiawan, A. F. (2018). Persepuluhan Menurut Maleakhi 3:7-12. Missio Ecclesiae, 7(1), 28–67. https://doi.org/10.52157/ME.V7I1.81

Darmaputera, E. (2001). Bisnis, Ekonomi, dan Penatalayan. BPK Gunung Mulia.

Epifani, Y. S. (2017). Pandangan Warga Jemaat di Pos Pelayanan dan Kesaksian (Pospelkes) Anugrah Sempuat Kalimantan Barat tentang Pelaksanaan Persepuluhan dan Bentuk-bentuk Persepuluhan [Universitas Kristen Satya Wacana]. https://repository.uksw.edu/handle/123456789/13441

Gea, I., & Gea, M. (2021). Makna Persembahan Persepuluhan Dan Relevansinya Pada Gereja Masa Kini. Areopagus : Jurnal Pendidikan Dan Teologi Kristen, 19(2), 78–90. https://doi.org/10.46965/JA.V19I2.700

Lintong, M., Mosooli, E. A., Ruindungan, L. M., & Lefran, L. (2021). Pendidikan Kewirausahaan Bagi Mahasiswa Program Studi Teologi STT Star’s Lub Untuk Kemandirian Finansial Gereja. VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen, 3(2), 217–237. https://doi.org/10.35909/VISIODEI.V3I2.240

Najoan, J. C. (2020). Akuntabilitas Persepuluhan Pada Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Tamalanrea Makassar [Universitas Kristen Indonesia Paulus]. http://repository.akuntansiukipaulus.com/42/

Patterson, R. D. (1973). The Widow, the Orphan, and the Poor in the Old Testament and the Extra-Biblical Literature. Bibliotheca Sacra, 223–234.

PGI. (2020). Dokumen Keesaan Gereja Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (DKG-PGI) 2019-2024. BPK Gunung Mulia.

Porajow, A. (2019). Motivasi Pemberian Persembahan dalam Kotak Kaca Kajian Teori Motivasi Abraham Maslow dan Teori Tindakan Sosial Max Weber di Jemaat GMIM Kanaan Pinabetengan [Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana]. https://repository.uksw.edu/handle/123456789/18189?mode=full

Pranoto, D. S. (2014). Sikap Memberi Persembahan Menurut Injil Markus 12:41-44. Manna Rafflesia, 1(1), 17–35. https://doi.org/10.38091/MAN_RAF.V1I1.42

Sihar, O. I. J. L. (2013). Penatalayan dan Kemandirian Gereja (Suatu studi tentang peranan penatalayanan gereja di dalam usaha pencapaian kemandirian gereja dalam bidang dana di GPIB Kasih Karunia Medan) [Program Studi Teologi FTEO-UKSW]. https://repository.uksw.edu/handle/123456789/6879

Sitanggang, M. H. (2011). Teologi Biblika mengenai Perpuluhan. Veritas: Jurnal Teologi Dan Pelayanan, 12(1), 19–37. https://doi.org/10.36421/VERITAS.V12I1.240

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Sukmawati. (2016). Akuntabilitas Gereja Dalam Perspektif Alkitabiah Dan Stewardship Theory (Study Kasus pada Gereja X di Jawa Timur). Jurnal Akuntansi Aktual, 3(4), 301–310. http://journal2.um.ac.id/index.php/jaa/article/view/7161

Wainarisi, Y. O. R. (2019). Menelaah Persoalan Kemiskinan Melalui Narasi Persembahan Janda Miskin (Markus 12:41-44). JURNAL LUXNOS, 5(1), 1–14. https://doi.org/10.47304/JL.V5I1.71

Walz, E. (2008). Bagaimana Mengelola Gereja Anda. BPK Gunung Mulia.

Wijaya, H. (2018). Khotbah Untuk Pendidikan Warga Jemaat. Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.

Zega, Y. K. (2021). Pelayanan Diakonia: Upaya Gereja dalam Mengentaskan Kemiskinan bagi Warga Jemaat. IMMANUEL: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen, 2(2), 88–102. https://doi.org/10.46305/IM.V2I2.64

Diterbitkan
2022-06-08
##submission.howToCite##
Langido, S., Mosooli, E. A., & Ruindungan, L. M. (2022). DAMPAK PERSEMBAHAN SUKARELA BAGI JEMAAT MISKIN DI GPIBK JEMAAT KALVARI SABANG. VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN, 4(1), 82-103. https://doi.org/10.35909/visiodei.v4i1.283
Bagian
Artikel