KONSEP AGAMA SUKU WANA TENTANG KEMATIAN, IMPLIKASINYA BAGI MISI KRISTEN DI WANA

Kata Kunci: agama suku, suku Wana, nomaden, Pue, kematian

Abstrak

Wana, salah satu suku di Sulawesi Tengah, memiliki kebiasaan membongkar rumah dan berpindah bila salah satu penghuninya meninggal dunia. Ini merupakan ekspresi atas ketakutan mereka terhadap kematian. Menurut teori, kegiatan kultural seputar kematian selalu terkait dengan konsep keagamaan. Penelitian ini bertujuan menggali konsep religi di balik kebiasaan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah studi etnografi dengan menggunakan teknik pengambilan data wawancara. Informan adalah orang suku Wana asli sebanyak 8 (delapan) orang. Data dianalisa dengan menggunakan teknik reduksi data, display data, dan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan tersebut terkait dengan konsep agama yang mereka anut mengenai kematian. Menurut orang Wana, kematian berkaitan dengan Pue, merupakan akhir dari segalanya, dan disebabkan oleh roh jahat. Tujuan membongkar rumah dan berpindah setelah terjadi kematian adalah untuk menjauhi pengaruh roh jahat terhadap orang yang masih hidup. Bagi kegiatan misi Kristen yang ingin ikut berkontribusi dalam pembangunan suku Wana, hasil penelitian ini menunjukkan perlu adanya transformasi dalam konsep keagamaan tersebut melalui suatu pendekatan yang kontekstual.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Bevans, S. (1985). Models Of Contextual Theology. Missiology: An International Review, 13(2), 185–201.

Bosch, D. J. . (2009). Transformasi Misi Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Choudry, M., Latif, A., & Warburton, K. G. (2018). An overview of the spiritual importances of end-of-life care among the five major faiths of the United Kingdom. Clinical Medicine, Journal of the Royal College of Physicians of London. https://doi.org/10.7861/clinmedicine.18-1-23

Cresswell, J. W. (2012). Research design Pendekatan kualitatif, Kuantitatif dan Mixed; Cetakan ke-2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dhavamony, M. (1995). Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Kanisius.

Ellis, L., & Wahab, E. a. (2012). Religiosity and Fear of Death: A Theory-Oriented Review of the Empirical Literature. Review of Religious Research, 55(1), 149–189. https://doi.org/10.1007/s13644-012-0064-3

Febionesta. (2019). Miskonsepsi Pengakuan Agama di Indonesia. Retrieved from https://ylbhi.or.id/ website: https://ylbhi.or.id/publikasi/artikel/miskonsepsi-pengakuan-agama-di-indonesia/

Hisyam, M. (2015). Halaik: Agama Orang Taa Vana. Jurnal Masyarakat & Budaya, 17(2), 153–170.

Kabaralam.com. (2018). Kehidupan Suku Wana di Hutan Adat Morowali. Hasil Inventarisasi BKSDA Sulawesi Tengah. Retrieved December 5, 2019, from Kabaralam.com website: https://www.kabaralam.com/berita/2018-02-18/kehidupan-suku-wana-di-hutan-adat-morowali

Koentjaraningrat. (1992). Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: PT Dian Rakyat.

Marzali, A. (2017). Agama dan Kebudayaan. Indonesian Journal of Anthropology. https://doi.org/10.24198/umbara.v1i1.9604

Moore, C. C., & Williamson, J. B. (2003). The universal fear of death and the cultural response. In Handbook of Death and Dying. https://doi.org/10.4135/9781412914291.n1

Noor, Yusliani, & Mansyur. (2015). Menelusuri Jejak-jejak Masa Lalu Indonesia. Retrieved from http://eprints.ulm.ac.id/1225/

Nottingham, E. K. (1997). Agama dan Masyarakat: Suatu Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Permensos 12/2015. (2015). Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 186 Tahun 2014 Tentang Pemberdayaan Sosial Terhadap Komunitas Adat Terpencil. Jakarta: Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1279.

Perpres 186/2014. (2014). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 186 Tahun 2014 Tentang Pemberdayaan Sosial Terhadap Komunitas Adat Terpencil.

Pitopang, R., & Safarudin. (n.d.). Sistem Etnoekologi Masyarakat “Tao Taawana“ Di Cagar Alam Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia. Academia.Edu.

Sari, M. E. P., & Pratiwi, D. A. (2018). Faktor-Faktoryang Mempengaruhi Kesejahteraan Hidup Masyarakat Suku Laut Pulau Bertam Kota Batam. Jurnal Trias Politika, 2(2), 1–16.

Spradley, J. P. (2007). Metode Etnografi (edisi ke-2). Yogyakarta: Tiara Wacana.

STT GKST. (2018). Sejarah Singkat GKST. Retrieved December 5, 2019, from www.sttgkst.ac.id website: http://www.sttgkst.ac.id/

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tolanda, I., & Maiaweng, P. C. D. (2011). Kedaulatan Allah Atas Iblis Berdasarkan Kitab Ayub Pasal 1 Dan 2 Serta Relevansinya Dalam Kehidupan Orang Percaya. Jurnal Jaffray. https://doi.org/10.25278/jj71.v9i2.96

Wicaksono, W., & Meiyanto, S. (2003). Ketakutan Terhadap Kematian Ditinjau dari Kebijaksanaan dan Orientasi Religius pada Periode Remaja Akhir yang Berstatus Mahasiswa. Jurnal Psikologi, 1, 57–65.

Diterbitkan
2019-12-17
##submission.howToCite##
Dada, R., & Mosooli , E. A. (2019). KONSEP AGAMA SUKU WANA TENTANG KEMATIAN, IMPLIKASINYA BAGI MISI KRISTEN DI WANA. VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN, 1(2), 200-221. https://doi.org/10.35909/visiodei.v1i2.54
Bagian
Artikel