PERTOBATAN DIALOGIS

Analisa Postkolonial Terhadap Percakapan Yesus Dengan Perempuan Siro-Fenisia Dalam Markus 7:24-30

  • Imanuel Teguh Harisantoso Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Kata Kunci: Studi Postkolonial, Pertobatan, Yesus, Perempuan Siro-Fenisia, Markus 7:24-30

Abstrak

Kata “anjing” dalam Markus 7:24-30 adalah tindakan yang bercirikan kolonialisme, diktatorisme dan feodalistik yang ingin memisahkan seseorang secara sosial, agama dan rasial. Studi postkolonial menjadi pendekatan yang tepat untuk menguak keruwetan perjumpaan Yesus dengan perempuan Siro-Fenisia, mengingat Injil Markus ditulis pada waktu pergolakan politik colonial, sekitar tahun 70 M. Itu artimya teks dan konteks Markus menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses kolonisasi. Otoritas Yesus secara simbolik sebagai penguasa bertindak superioritas atas perempuan Siro-Fenisia, perempuan lemah dan najis. Pihak yang kuat berkuasa atas yang lemah sehingga menghasilkan prasangka dan praduga stereotype. Semula saling memandang dari tempat yang berbeda, dari ruangan persepsi kultural masing-masing, mencari titik temu yang sama, membangun persetujuan bilateral dan berakhir pada saling mengakui yang menghasilkan pertobatan.

 

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Barna, G. (2005). Revolution. Tyndale House Publishers.

Bratcher, R. G., & Nida, E. A. (2014). Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Markus. LAI-Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia.

Christy, M. A., Widodo, P. P., & CM, A. R. (2011). Aku dan Liyan Kata Filsafat Dan Sayap. Widya Sasana.

Coote, R. B. (2001). Kuasa, politik dan proses pembuatan alkitab : suatu pengantar. BPK Gunung Mulia.

Harisantoso, I. T. (2019). IDENTITAS POSTKOLONIAL PEREMPUAN SIRO-FENISIA DALAM MARKUS 7:24-30. REGULA FIDEI: Jurnal Pendidikan Agama Kristen, 4(2), 147–157. https://doi.org/ 10.46307/REGULA FIDEI.V4I2.35

Kaelan. (2010). Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner. Paradigma.

King, D. D. M. (2014). The Problem of Jesus and the Syrophoenician Woman: A Reader-Response Analysis of Mark 7:24-31. Journal of Religion, Identity, and Politics, 3(1), 1–20.

Nggadas, D. H. Y. (2016). Yesus Belajar dari Perempuan Siro-Fenisia? Berdialog dengan Ruth Schaffer: Markus 7:24-30[/31] (Bnd. Mat. 15:21-28). Jurnal Luxnos, 2(2), 257–283.

Punt, J. (2015). Teaching mark through a postcolonial optic. HTS Teologiese Studies / Theological Studies, 71(1). https://doi.org/10.4102/hts.v71i1.2970

Rukundwa, L. S. (2008). Postcolonial theory as a hermeneutical tool for Biblical reading. In HTS Teologiese Studies / Theological Studies (Vol. 64, Nomor 1, hal. 339–351). AOSIS (pty) Ltd. https://doi.org/10.4102/hts.v64i1.26

Saputra, A. D. (2011). Perempuan Subaltern Dalam Karya Sastra Indonesia. Literasi: Indonesian Journal of Humanities, 1(1), 16–30.

Segovia, F. F., & Sugirtharajah, R. S. (Rasiah S. . (2009). A postcolonial commentary on the New Testament writings. T & T Clark.

Singgih, E. G. (2009). Menguak Isolasi, Menjalin Relasi: Teologi Kristen dan Tantangan Dunia Postmodern. BPK Gunung Mulia.

Song, C. S. (2004). Sebutkanlah Nama-Nama Kami. BPK Gunung Mulia.

Sugirtharajah, R. S. (Rasiah S. . (2006). The postcolonial Biblical reader. Blackwell Pub.

Tamba, P. (2017). Yesus Kristus Penyelamat Universal (Analisis Biblis Eksegetis Atas Teks Markus 7:24-30). Unika Widya Mandira.

Yohanes, H. (2016). Inti Teks dari Perikop “Perempuan Kanaan Yang Percaya” ( Matius 15:21-28) dan Paralelisemenya Dengan Markus 7:24-30.

Diterbitkan
2020-06-12
##submission.howToCite##
Harisantoso, I. T. (2020). PERTOBATAN DIALOGIS. VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN, 2(1), 62-83. https://doi.org/10.35909/visiodei.v2i1.57
Bagian
Artikel